Sabtu, 24 Desember 2011

Keselamatan Reaktor

# Persyaratan Keselamatan  
Bertujuan memininalkan penyebaran  zat  radioaktif.  Pendekatan dasar  yang digunakan adalah menentukan kriteria   untuk   dosis   radiasi   dan   kemungkinan   kecelakaan,   kemudian   merancang,   membangun   dan mengoperasikan   PLTN   sehingga   memenuhi   kriteria   keselamatan.   Pendekatan   rancangan   keselamatan umumnya didasarkan pada prinsip pertahanan berlapis untuk mencegah kecelakaan, memproteksi reaktor dan mengurangi dampak kecelakaan terhadap lingkungan.
# Prinsip Pertahanan Berlapis
Ketenaganukliran   menyangkut  kehidupan   dan   keselamatan   orang   banyak,  oleh   karena   itu   di   Indonesia dikuasai oleh negara. Semua kegiatan untuk memproduksi listrik dengan tenaga nuklir diatur oleh Pemerintah. Badan   Pengawas   adalah   badan   yang   bertugas   melaksanakan   pengawasan   terhadap   segala   kegiatan pemanfaatan   tenaga   nuklir.   Badan   Pengawas   bertanggungjawab   untuk   menyelenggarakan   peraturan, perizinan, dan inspeksi.
IAEA menetapkan program dan standar jaminan mutu untuk diterapkan pada pembangunan PLTN. Kriteria jaminan mutu sebagai salah satu persyaratan keselamatan keselamatan harus dipenuhi oleh perancang PLTN. Program jaminan mutu harus disiapkan sesuai ketentuan yang diberikan IAEA untuk diterapkan pada tahap rancangan, fabrikasi, konstruksi maupun testing sistem PLTN. Standar mutu disesuaikan dengan tingkat pentingnya sistem atau peralatan bagi keselamatan PLTN. Standar mutu yang paling ketat dikenakan kepada peralatan keselamatan dengan prioritas tinggi. Sistem   keselamatan   reaktor   berfungsi   untuk   memonitor   dan   memproteksi,   mematikan   reaktor   dan menyediakan pendinginan darurat teras reaktor.
Model pengungkung reaktor yang dikembangkan di Amerika Serikat dengan skala 1/6 telah dapat menahan tekanan   sebesar   3   kali   lipat   atas   rancangan   tanpa   terjadi   kerusakan   selama   testing   tahun   1967   di Laboratorium Nasional Sandia.
Suatu   kecelakaan  terparah  PLTN   mengasumsikan  bahwa   satu   kombinasi  yang  sangat  tidak  mungkin   dari berbagai kejadian/kerusakan dapat  terjadi.  Bagaimanapun juga sederetan  sistem  proteksi  yang  direkayasa serta penghalang pelindung struktur harus digunakan untuk menjamin keselamatan PLTN. Sebagai contoh, suatu kerusakan pipa basis rancangan hipotesis hanya terjadi jika kejadian berikut berlaku sekaligus, yakni:
1.      Gempa   bumi,   lebih   besar  dibandingkan  dengan  yang  diperkirakan  berdasar  sejarah   geologi   dari daerah tapak, menggoncangkan sistem dan struktur keselamatan.
2.      Kedua sumberdaya eksternal normal tidak tersedia untuk mengoperasikan sistem keselamatan
3.      Pipa paling besar yang sangat membahayakan pecah
4.      Pecahnya pipa terjadi tiba-tiba dan putus seketika
5.      Kegagalan tunggal terjadi dari sembarang komponen aktif sistem keselamatan yang diperlukan untuk memproteksi PLTN

Laboratorium Nasional Sandia menabrakkan satu jet phantom F-14 berkecepatan 480 MPH ke dinding beton bertulang (reinforced) besar untuk mempelajari apa yang terjadi seandainya satu pesawat menabrak PLTN. Kerusakan pada dinding sangat kecil. Badan pesawat membuat satu cekungan dengan kedalaman kurang dari 1 inchi.

# Keandalan Reaktor
Lebih dari 35 tahun, dunia telah memiliki pengalaman lebih dari 12.000 tahun pengoperasian reaktor (tahun reaktor)   dari   semua  jenis.   PLTN   telah   memberikan  pengalaman   8000  tahun   reaktor.   Hal   ini   menandakan tentang keandalannya. Kontribusi daya nuklir pada suplai listrik dunia terus bertambah dari tahun ke tahun. Akhir tahun 1989 komposisi produksi energi listrik dunia adalah dari termal klasik (minyak bumi, batubara, dan gas) 64,5%, tenaga air 23,1%, panas bumi 0,3%, dan nuklir 12,1% dengan produksi total sekitar 2670 Giga Watt. Pada tahun 1995, daya nuklir memberikan kontribusi sekitar 17% dari konsumsi listrik dunia, diproduksi dari sekitar 437 PLTN yang beroperasi di 30 negara.Untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTN yang andal dan ekonomis, penjual-penjual PLTN di dunia umumnya melaksanakan  program  pengembangan  dan  standardisasi.   Dengan  program  ini  dicapai   konsensus  antara perancang/penjual, badan perizinan, industri, dan pemakai. Keandalan PLTN di dunia semakin baik. Faktor ketersediaan rerata PLTN di dunia di atas 70% semenjak pertengahan tahun 1980an mencapai diatas 80% saat ini. Sebagai contoh, selama tahun 1996 PLTN di Amerika Serikat mencapai faktor kapasitas rerata 82,5% dibandingkan   dengan  target   87%   pada   tahun   2000.   Faktor   kapasitas   adalah   presentase   produksi  listrik maksimum yang dapat dicapai oleh suatu PLTN, dibatasi hanya oleh faktor-faktor dalam kendali manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar